10 Nov 2010

" Soerabaia 45 " Film Remaja Tempoe Dulu

SynopsisCerita dibangun sejak Republik Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 melalui telegrap yang diterima Kantor Domei Soerabaia pada dini hari hingga Soerabaia dibumihanguskan, yang terkenal dengan Peristiwa 10 November 1945. 208 Scene (Adekan) yang ditulis oleh Gatut Kusumo tidak semuanya dapat diangkat ke layar perak. Gunting Janis Badar harus memilah dan memilih untuk memenuhi rentang waktu 115 menit. Itu pun sebetulnya masih terlalu panjang. Biasanya film lain hanya membutuhkan waktu 90 sampai dengan 100 menit. Bisa juga dipaksakan lebih, namun mempunyai resiko tinggi pada peredaran. Kalau ada gedung bioskop yang menyunting sendiri akan lebih fatal akibatnya.
Mengingat film ini mempunyai kandungan sejarah, maka garis merah tokoh fiktif yang dihadirkan guna menjalin cerita harus rela menyisih dan memberi jalan pada informasi sejarah itu sendiri. Kendati adekan Pertiwi (Nyoman Swandayani) melahirkan, boleh berarti simbolik dari kelahiran Republik Indonesia.
Kelebihan film ini mempunyai warna lokal yang jelas, tidak terseret arus berkiblat pada Jakarta sebagaimana film nasional lain. Warna lokal dibangun tidak hanya dalam dialog yang Suroboyoan saja, tapi perangkat lain juga dapat dimunculkan, misalnya Bekupon (rumah burung dara) yang khas Suroboyo, Dam Jagir, dan kidungan Jula-juli, yang dimanfaatkan sangat manis untuk mengiringi sub-title maupun dalam adekan.
Film Soerabaia 45 memang banyak mengambil materi dari buku Peristiwa 10 November 1945 yang diterbitkan Pemda Tingkat I Propinsi Jawa Timur yang diprakarsai oleh almarhum Bapak Blegoh Soemarto, mantan Ketua DPRD Tingkat I Jawa Timur.
Tokoh-tokoh sejarah yang berperan dalam peristiwa itu ditampilkan lengkap. Dari mulai Bung Tomo (Leo Kristi); Drg. Moestopo (Soetanto Soepiadhy, SH.); Soengkono (Jill P. Kalaran); M. Yasin (Djoko P.); Roeslan Abdoelgani (Saiku Arifin); Doel Arnowo (M. Yuwono). Sementara tokoh putri Lukitaningsih (Dita Agustina); dan Bu Dar Mortir (Tuti Koesnan). Pemeran tokoh di atas dibawakan arek-arek Suroboyo sendiri, kecuali peran Bung Karno dan Bung Hatta yang diperankan oleh Nurhuda dan H. Djamaludin dari Bandung dan Jakarta.
Screen Shoot
Dari deretan tokoh fiktif, Amirin (Masadji Paramatma) yang mempunyai jati diri. Sementara itu kelompok remaja lain, misalnya Kamdi (Jacok H.) yang badung; Sofyan (Halim Faus) sedikit emosional. Dan tiga sekawan lain, Bambang (Ipam Nugroho); Aryono (Tatok); dan Kunto (Iskandar Z.) mewakili remaja yang lugu.


Download Link :



No comments:

Post a Comment